Selasa, 14 Juni 2011

Teknik start Drag Race Mobil

Jika pengibar bendera start sudah melambai, maka pembalap harus segera menuju ke garis start. Kalo masih memakai ban semi slick, akan lebih mudah, tinggal menuju garis start. Namun kalo sudah memakai ban slick, maka ada langkah yang perlu dilakukan sebelum bisa start. Basahi ban dengan air, lalu lakukan burnouts, untuk memanaskan ban agar mendapatkan traksi optimum.

Pada saat Anda Staging di garis start, Anda bisa mencoba dua teknik. Yang pertama, posisikan mobil Anda agak jauh di belakang sensor start, hal ini akan membuat catatan waktu akhir saat finish (elapse time / ET) semakin pendek karena mobil sudah melaju ketika melewati sensor start, dan kecepatan saat balap pun akan meningkat, namun teknik ini akan membuat reaction time (RT) menjadi lebih lama, karena waktu yang dibutuhkan ketika lampu hijau menyala sampai roda melewati sensor start akan bertambah. Teknik ini sangat menguntungkan bagi pembalap yang mempunyai reaksi sangat cepat, jadi bisa mengejar ketertinggalannya, atau bagi pembalap yang mulai start sebelum lampu hijau tapi tidak didiskualifikasi karena roda belum melewati sensor start.

Teknik kedua adalah memposisikan mobil dengan posisi yang sangat dekat dengan sensor start. Dengan posisi ini, pembalap sangat riskan untuk di diskualifikasi karena mobil sama sekali tidak boleh maju sedikitpun sebelum lampu hijau. Namun juga dengan teknik ini akan membuat mobil jadi lebih dekat dengan garis finis, berarti akan lebih menguntungkan, betul? Dengan teknik ini pun RT akan menjadi lebih cepat. Kelemahannya, waktu ET akan bertambah karena pada saat timer aktif, mobil benar2 pada kecepatan 0. Namun hati hati, jika mobil Anda terlalu ceper di bagian depan, maka ujung bemper pun bisa mengaktifkan sensor start yg berakibat diskualifikasi. Karena biasanya ketika pedal gas diinjak dalam, mobil pun akan berguncang sedikit, dan sensor start membacanya sebagai pergerakan start. Jadi harus dipastikan bahwa roda mobil Anda yang akan mengaktifkan timer.

Jadi kesimpulannya, Teknik pertama akan memperlambat RT, mempercepat ET, dan meningkatkan kecepatan maksimum. Untuk pemula disarankan memakai teknik ini untuk mencegah diskualifikasi, karena biasanya grogi saat start. Teknik kedua, akan mempercepat RT, memperlambat ET dan kecepatan maksimum yang lebih rendah, namun lebih dekat dengan garis finish. Resiko didiskualifikasi lebih besar, maka disarankan untuk dilakukan oleh pembalap yang sudah pengalaman.


Lampu memainkan peranan penting untuk peluncuran Drag race. Lampu Kuning di lampu baris pertama sebagai pembalap Memulai mendekati garis. Baris kedua menunjukkan posisi bertahap, di mana roda depan yang diparkir di awal baris, menyeberangi Sensor Tahap balok. Diikuti oleh set di atas cahaya adalah 3 ambar mulai lampu, semua lampu kilat 3 Amber bersama dan dalam hitungan detik lampu Hijau flash dan bendera dari lomba tarik.

Perlombaan timer diaktifkan ketika lampu hijau akan berkedip dan mematikan sekali mobil melintasi garis finish. Lampu merah di baris terakhir jika berkelebat maka menunjukkan bahwa pengemudi didiskualifikasi karena jump start atau alasan tertentu.

Gasssss Poooooolllllllll …………..

Kamis, 21 April 2011

TIPS MEMILIH CUE ALIAS STIK BILLIARD UNTUK PEMULA

Hal-hal yang harus anda ketahui sebelum membeli cue :

1. Kenali Berat Cue.
Umumnya cue yang lazim dipergunakan untuk cabang pool , memiliki berat antara 18 hingga 21 oz.
Semakin berat sebuah cue, akan memberikan power yang lebih besar dan memberikan kemudahan untuk anda melakukan banyak putaran dan efek pada cue ball (bola putih), namun keuntungan pada cue yang lebih ringan, anda dapat lebih mengontrol pukulan anda dibandingkan pada cue yang lebih berat.

Untuk pemula ;
disarankan memakai cue dengan berat antara 20-21 oz, umumnya stroke dan ayunan pemula masih belum terlalu bagus, cue yang berat membantu memudahkan melakukan pukulan agar lebih stabil, namun hati-hati, cue yang lebih berat lebih riskan akan kemungkinan 'miscue' dan 'terkena efek' tanpa sengaja.

Untuk advance :
disarankan memakai cue dengan berat di kisaran 19 oz, umumnya stroke dan ayunan yang sudah stabil akan lebih nyaman mempergunakan cue dengan berat yang lebih ringan, karena akan lebih mudah mengontrol pukulan anda dan speed cue ball.

2. Pahami Materialnya 
Cue yang umum di jual , ada yang terbuat dari kayu dan ada yang terbuat dari fiberglass. Kebanyakan pemain lebih menyukai yang terbuat dari kayu, karena kemampuan cue kayu lebih baik dibandingkan fiber. Namun untuk yang menyukai kontemporer art, biasanya memilih jenis fiberglass karena tertarik dengan motif cue fiber yang lebih berwarna dan modern. Kebanyakan cue kayu, berdesign minimalis dan klasik.

Bagian belakang cue, atau bud nya, memiliki bagian yang biasa disebut 'Grip' untuk memegang cue, grip umumnya ada yang polos saja hanya vernis kayu, ada yang dilapisi kulit, karet atau benang nylon. Untuk grip, anda bisa memilih sesuai selera anda, namun sebaiknya besar bud yang baik adalah yang sesuai dengan lebar telapak tangan anda pada saat menggenggam, cue harus bisa tergenggap penuh, tidka terasa terlalu besar untuk genggaman anda. Selain itu, lapisan grip dengan kulit atau karet (sport serie) akan menjadi pilihan yang baik, untuk anda yang tangannya mudah berkeringat.

3. Pilih Cue Tip yang bagus.
Bagian depan cue, atau tip, adalah bagian terpenting dalam sebuah cue.
Tip terbuat dari bahan kulit, umumnya tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari soft, super soft, medium, hard.
Tips yang keras lebih tahan lama dibandingkan tip yang empuk, namun tip yang empuk lebih mudah untuk menahan chalk sehingga lebih kecil kemungkinan 'miscue'. Namun jenis tip ini, tergantung dengan jenis pukulan masing-masing orang. Sehingga harus dicoba dulu sebelum memilih tip.

Untuk jenis tip cue yang terbaik yang bisa saya rekomendasikan, adalah tips Mori atau Kamui. Namun untuk cue break, anda tidak perlu memakai Mori atau Kamui, bisa memakai tip yang lebih keras untuk cue break, seperti merk Samurai misalnya.

Kamui Clear juga memberikan fenomena baru yang menyenangkan untuk pukulan anda, saya rekomendasikan untuk dicoba, namun kamui pada dasarnya lebih keras dibanding mori, jadi kalau anda biasa memakai mori tipe M, maka sebaiknya memakai Kamui tipe S, bila biasa mori S, sebaiknya kamui SS.

Jumat, 08 April 2011

Aturan main 9 Ball Billyard


Di tempat bermain billiard, biasanya yang sering dimainkan adalah permainan bola 9. Permainan bola 9 sendiri terdapat peraturan yang terkadang-kadang berbeda di setiap daerah. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan bermain dari pemain dari tiap-tiap daerah, ada yang menginginkan permainan bola 9 menjadi lebih rumit, atau ada yang diubah aturannya agar menjadi lebih mudah dalam bermain. berikut ini adalah peraturan permainan bola 9 yang sering digunakan untuk pertandingan skala internasional.

  1. Bola yang digunakan.
    Bola yang digunakan adalah bola billiard (masak bola basket sih???) yang bernomor 1 s.d 9 ditambah bola berwarna putih yang digunakan sebagai cue ball.
  2. Susunan bola pada saat break
    Bola bernomor 1 s.d 9 disusun berbentuk wajik (diamond). Posisi bola bernomor 1 di bagian atas wajik, sedangkan bola bernomor 9 diletakkan di tengah-tengah susunan bola.
  3. Tujuan permainan.
    Pemain diharapkan untuk memasukkan bola secara berturut-turut dari angka 1 s.d angka 9.
  4. Memasukkan bola.
    Memasukkan bola dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan memukul bola bernomor paling kecil yang ada di atas meja, atau dengan mengkombinasikan bola sasaran dengan bola lain yang sekiranya dapat masuk ke dalam kantung meja.
  5. Pelanggaran.
    Pemain dinyatakan melakukan pelanggaran apabila:
  • Bola yang dipukul bukan merupakan bola bernomor paling kecil yang ada di atas meja.
  • Bola putih atau bola berwarna melompat dan keluar dari meja permainan.
  • Bola putih masuk ke dalam kantung meja.
  • Bagian tubuh maupun pakaian pemain menyentuh bola yang ada didalam meja permainan.
  • Bola putih tidak menyentuh bola sasaran saat dipukul.
  • Saat bola sasaran dipukul, tidak menyentuh ban (cushion) maupun menyentuh bola bernomor lainnya.
     6. Ketentuan setelah pelanggaran.
  • Dalam hal bola putih masuk kedalam kantong meja, pemain berikutnya memiliki kesempatan untuk meletakkan bola putih dimana saja di dalam meja permainan.
  • Apabila bola bernomor keluar dari meja, maupun masuk kedalam kantong karena pelanggaran, maka bola tersebut tidak dikembalikan ke atas meja pada titik Foot Spot. Apabila ada bola lain yang berada pada titik Foot Spot, maka bola bernomor 9 ditempatkan pada Long String terdekat dengan titik Foot Spot.Bola bernomor 9 dikembalikan ke atas meja apapun alasannya, kecuali bola tersebut dimasukkan kedalam kantong meja secara sah.
      7. Push Out
Apabila setelah lawan melakukan break dan ternyata tidak ada bola bernomor yang masuk, dan bola putih terhalang oleh bola lain sehingga bola sasaran tidak bisa dipukul, maka lawan dapat melakukan Push Out.

     8. Ketentuan Push Out
  • Push Out hanya dilakukan 1 kali dalam permainan, yaitu setelah lawan melakukan Dry Break.
  • Sebelum melakukan Push Out, pemain harus memberitahukannya kepada lawan maupun wasit. Apabila pemain tidak memberitahukan kepada lawan maupun wasit, maka pukulan yang dilakukan dianggap pelanggaran.
  • Dalam melakukan Push Out, bola putih tidak diharuskan mengenai bola lain maupun ban (cushion).
  • Setelah Push Out dilakukan, pemain lawan dapat memilih, apakah pemain akan melakukan pukulan atau memberikan kembali pukulan tersebut kepada lawan.
     9. Pemenang
         Pemain dinyatakan menang, apabila:
  • Bola bernomor 9 dimasukkan ke dalam kantung meja secara sah.
  • Pemain lawan melakukan pelanggaran 3 kali berturut-turut.
Scratch atau Cue Ball Keluar dari Meja Permainan Jika cue Ball (bola putih) masuk ke dalam kantong meja atau keluar dari meja permainan, maka hal ini dinyatakan sebagai pelanggaran atau foul.

Kesalahan dalam memukul bola warna/bola sasaran.
Bola sasaran harus dipukul secara berurutan ataupun sesuai dengan peraturan dalam jenis permainan yang sedang dimainkan (eight ball, 14.1, rotation, dsb), apabila tidak memukul bola yang seharusnya, maka pukulan tersebut dinyatakan sebagai pelanggaran.

Salah satu bola tidak mengenai ban/cushion/rail, atau bola lain.
Apabila setelah bola putih melakukan kontak dengan bola sasaran, salah satu dari kedua bola tersebut harus menyentuh ban/cushion/rail ataupun salah satu dari bola sasaran yang lain yang ada diatas meja. Apabila syarat diatas tidak terpenuhi, maka pukulan tersebut dinyatakan sebagai pelanggaran.

Kaki tidak menyentuh lantai pada saat memukul.
Saat tip (ujung stick) menyentuh bola putih, salah satu dari kaki pemain yang memukul harus menyentuh lantai (tidak duduk di atas meja), apabila salah satu dari kaki pemain yang memukul tidak menyentuh lantai pada saat memukul, maka dianggap sebagai pelanggaran.

Bola keluar dari meja permainan.
Apabila pemain memukul bola dan salah satu bola melompat dan keluar dari meja permainan, maka dinyatakan sebagai pelanggaran.

Menyentuh bola.
Yang dimaksudkan adala salah satu dari anggota tubuh pemain yang memukul, maupun pakaian, rambut, dan segala yang dikenakan oleh pemain pemukul menyentuh baik bola puti maupun bola berwarna, dianggap sebagai pelanggaran.

Double Hit/ dua kali kontak.
Apabila saat memukul, tip (ujung stick) mengenai bola putih lebih dari satu kali, maka dianggap sebagai pelanggaran.

Bola masih bergerak.
Dinyatakan sebagai pelanggaran apabila saat pemain memukul bola, bola putih atau bola warna masih ada yang bergerak diatas meja saat pukulan di eksekusi.

Stick diatas meja. Apabila pemain menaruh stick di atas meja permainan dan tidak ada salah satu dari tangan pemain yang menyentuh stick tersebut, maka dinyatakan sebagai pelanggaran.

Ada empat cara memukul bola dalam permainan billiard.
Empat pukulan ini merupakan pukulan yang paling dasar yang harus anda ketahui jika anda berkeinginan untuk menjadi orang yang bisa bermain billiard dengan benar.
  • Stop Shoot/Stop Stroke.
    Pukulan ini membuat bola putih berhenti di tempat apabila dipukul sejajar dengan bola sasaran. Apabila tidak sejajar, bola putih akan bergerak normal (tidak telalu cepat dan tidak terlalu lambat). Pukulan ini juga merupakan pukulan yang paling mudah, karena titik pukul pada bola ada pada tengah-tengah bola putih.
  • Draw Shot/Draw Stroke.
    Pukulan ini akan membuat bola putih mundur apabila dipukul sejajar dengan bola sasaran. Apabila tidak sejajar, bola putih akan memiliki sudut pantul yang lebih lebar dan berjalan lambat. [STH]Pukulan ini dapat dilakukan dengan memukul bola putih sedikit dibawah titik tengah dari bola. Pukulan ini jangan dilakukan terlalu di bawah titik tengah, karena jika dipukul dengan tenaga yang berlebih, bola putih justru akan menggelinding di atas stick/cue (atau yang sering dikenal dengan jump ball, walaupun teknik jump ballnya salah).
  • Follow Shot/Follow Stroke.
    Pukulan ini akan membuat bola putih bergerak maju apabila dipukul sejajar dengan bola sasaran. Apabila tidak sejajar, bola putih akan memiliki sudut pantul yang lebih sempit dan bergerak lebih cepat.Pukulan ini dapat dilakukan dengan memukul bola putih sedikit diatas titik tengah.
  • Spin Shot/Spin Stroke.
    Pukulan ini akan membuat bola putih bergerak pada sudut yang tidak semestinya setelah mengenai bola sasaran ataupun cushion/ban. Pukulan ini dapat dilakukan dengan memukul bola putih sedikit di sebelah kiri atau kanan dari titik tengah.
Keempat pukulan tadi merupakan pukulan dasar dalam bermain billiard. Keempat pukulan tersebut dapat dikombinasikan agar bola putih dapat berhenti pada sudut yang tepat pada bola berikutnya. Namun yang perlu diperhatikan dalam memukul draw shot adalah jenis tip anda. Tip yang keras cenderung membuat bola putih mundur dengan jarak yang lebih pendek dibanding dengan tip yang lembut apabila dipukul dengan tenaga yang sama. Kemudian dalam memukul spin shot (atau dengan mengkombinasikan dengan draw shoot/follow shoot), bola tidak akan lurus dengan sudut yang kita lihat sebelum memukul bola (karena kita memukul bola tidak di tengah). Jika kita memukul bola putih pada bagian sebelah kanan, maka bola tersebut akan bergerak sedikit ke sebelah kiri, inilah yang dinamakan dengan defleksi. Oleh karena itu, sebelum memukul dengan menggunakan spin shoot, pastikan anda dapat mengetahui defleksi dari Stick/Cue anda.

Lupakan yang lain
Selalu berusaha untuk berkonsentrasi pada pukulan yang akan anda ambil, tentunya setelah anda mengkalkulasi penempatan bola putih setelah memukul. Jangan memikirkan penonton, lawan anda, menang atau kalah. Pastikan di pikiran anda bahwa anda ada pada saat itu untuk memukul bola yang sedang anda tuju. Usahakan memasukkan bola sebanyak mungkin. Bila anda gagal memasukkan bola, jangan memikirkan kesalahan tersebut berulang kali saat anda duduk. Ingat kembali pukulan terbaik yang pernah anda lakukan pada permainan tersebut agar anda tidak lagi terlalu banyak melakukan kesalahan.

Safety
Layaknya sepak bola billiard, juga merupakan permainan yang menggunakan strategi, apakah bertahan atau menyerang. Tidak selamanya posisi bola menguntungkan untuk anda, jadi tidak semua bola harus dimasukkan. Berlatihlah untuk dapat menguasai tenaga pukulan anda, berlatihlah untuk memahami sudut pantul bola dan efek yang anda berikan pada bola putih. Hal ini tak lain agar anda dapat menggunakan safety shoot pada saat anda mendapatkan posisi bola yang tidak menguntungkan. Untuk itu yang perlu anda latih dalam safety shoot adalah spin, sudut pantul, dan kontrol tenaga pada saat memukul bola.

Kuasai meja permainan
Anda juga harus mengetahui kedudukan bola yang ada didalam meja permainan, sehingga anda dapat dengan mudah menempatkan bola putih pada posisi yang tepat untuk bola berikut. Meja yang anda gunakan juga harus anda pahami, mulai dari “cloth”-nya maupun “cushion”-nya. Simonis terbuiat dari nylon weave, hal ini menyebabkan bola meluncur lebih cepat dan pergerakan bola menjadi natural, sedangkan Mercury merupakan kombinasi cotton dan nylon, hal ini membuat bola meluncur sedikit lambat dan pergerakan bola agak kurang natural.

Berlatih, berlatih, dan berlatih.
Dari beberapa tip diatas, semuanya tidak akan bisa dilakukan dengan baik tanpa berlatih. Berlatihlah kapan saja, jangan berpikir bermain untuk menang tetapi bermain untuk memperbaiki pukulan anda. Ganti variasi pukulan anda, jangan terlalu kaku dengan gaya lama agar anda dapat lebih bereksperimen dengan berbagai macam efek.

Rabu, 26 Januari 2011

KONTRUKSI BANGUNAN RUMAH SEDERHANA

pondasi

pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban ke tanah,sehingga pondasi harus diletakkan pada tanah yang keras.kedalaman minimun untuk pembuatan pondasi adalah 60 cm. seluruh pekerjaan pasangan batu gunung ini menggunakan adukan campuran 1 semen : 4 pasir. pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping selesai dipasang. pondasi juga harus mempunyai hubungan kuat dengan sloof,hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angker antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 meter.

beton

beton yang digunakan untuk beton bertulang dapat menggunakan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.air yang digunakan 1/2 dari volume semen (FAS 0.5). perbandingan ini merupakan perbandingan volume. sebagai penakar dapat menggunakan peralatan yang tidak sukar dicari seperti ember atau timba. mutu yang diharapkan dapat tercapai dengan perbandingan ini adalah sekitar 150 kg/cm2

cetakan beton

hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan cetakan beton adalah :

1. pemasangan bekisting harus kokoh dan kuat sehingga tahan terhadap getaran yang ditimbulkan pada saat pengecoran.
2. setiap selesai pemasangan harus diteliti ulang baik kekuatan maupun bentuknya
3. cetakan beton dibuat dari bahan yang baik sehingga mudah pada saat dilepaskan tanpa mengakibatkan kerusakan pada beton
4. bekisting harus boleh dibuka setelah 28 hari.selama beton belum mengeras harus dilakukan perawatan dengan menyiram beton dengan air.

ukuran beton

pada rumah sederhana sebaiknya ukuran beton sebagai berikut:

1. sloof 15x20 cm
2. kolom utama 15x15 cm
3. kolom praktis 13x13 cm
4. ringbalk 13x15 cm
5. balok kuda2 13x15 cm

begel/sengkang

begel atau sengkang berfungsi untuk memastikan tulangan dalam senantiasa dalam keadaan lurus (tidak melengkung) pada saat terjadi gempa. juga untuk menjaga beton tidak mengelembung (pecah) akibat gaya tarik yang terjadi. diameter minimal yang digunakan untuk
begel ini adalah 8 mm. pembengkokan (kait) begel ini harus mencapai 135 derajat dengan panjang bengkokan tidak kurang dari 10 d

dinding bata

mortar (spesi) yang digunakan pada ikatan bata dan plesteran dapat menggunakan perbandingan 1 semen : 4 pasir,pada bagian yang memerlukan kedap air dapat digunakan 1 semen : 2 pasir. untuk menjaga ikatan antara bata dan kolom ataupun balok,maka setiap
jarak 50 cm dipasang angker dengan panjang sekitar 30 cm menggunakan besi diameter 8 mm. sebelum dipasang,batu bata tersebut harus terlebih dahulu direndam dalam air dengan tujuan agar air spesi tidak diserap oleh bata. setiap pemasangan bata harus terisi padat dengan spesi minimal 1 cm

plesteran

sebelum diplaster seluruh permukaan dinding,kolom dan balok harus dibasahi dulu dengan air sampai mencapai keadaan jenuh.pembersihan terhadap permukaan juga harus dilakukan sebelum dilakukan plesteran.

kusen

pada kusen harus dipasang angker yang akan ditanamkan kolom. jika bukaan akibat kusen terlalu besar,maka harus digunakan balok latei pada bagian atas kusen.karena kusen tidak sanggup menahan beban yang besar.

kuda-kuda kayu

untuk membuat dudukan yang kuat,maka kuda-kuda kayu dipasang baut pelat besi yang sudah ditanam pada tiang/kolom. sambungan kayu merupakan bagian terlemah dari struktur kuda-kuda sehingga harus dilakukan dengan metode yang benar. untuk menghindari terjadinya
pelemahan pada saat goncangan,ikatan angin harus digunakan.

gunung-gunung

kuda-kuda bata akan diperkuat dengan beton bertulang (ringbalk).luas dinding tidak boleh terlalu besar,sehingga penggunaan kolom tambahan sangat disarankan

sumber Departemen Pekerjaan Umum

Jumat, 14 Januari 2011

Beton Sloof dan Tiang Kolom Bangunan Rumah Sederhana


[Beton Sloof Rumah Sederhana]

Beton sloof adalah balok beton yang dipasang persis diatas pondasi batu kali. Beton sloof wajib dibuat jika ingin bangunan anda kokoh. Beton sloof berfungsi sebagai pengikat dan penahan pasangan dinding, baik pasangan bata merah, batako, atau bahan dinding lainnya. Apabila ada keretakan pondasi batu kali akibat perubahan tanah, maka beton sloof  bekerja melindungi dinding pasangan bata sehingga tidak ikut retak, tetapi seandainya tidak dipasang sloof maka ketika pondasi retak, maka dinding akan retak pula. Sedangkan Tiang Kolom Beton adalah tiang berupa beton yang dipasang secara vertikal pada bangunan yang berfungsi sebagai tiang penyangga, pengikat pasangan dinding sehingga bangunan menjadi kokoh dan kuat.
Penulangan beton sloof dan tiang kolom untuk rumah sederhana bisa menggunakan besi beton diameter 10 s/d 12 mm untuk tulang utama, dan besi diameter 6 atau 8 mm untuk ring. Jarak ring 20 s/d 25 cm. Ukuran beton sloof (jadi) pada bangunan rumah sederhana tidak perlu dihitung-hitung lagi, gunakan saja ukuran standard 12 cm (lebar) x 20 cm (tinggi) untuk pasangan dinding bata merah dan batako press beton (tebal 10 cm), atau 10 x 20 cm untuk pasangan batako teras (tebal 8 cm). Sedangkan ukuran tiang kolom disesuaikan dengan lebar bahan material yang akan digunakan untuk dinding. Untuk pasangan bata merah bisa menggunakan ukuran kolom beton jadi 10 x 16 cm.

Kamis, 13 Januari 2011

KOLOM, BALOK, DAN DINDING UNTUK BANGUNAN BERLANTAI 2 ATAU LEBIH

A. KOLOM


I. Pendahuluan
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

II. Jenis-jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.


Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.
• Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

• Kolom Praktis

Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

III. Dasar- dasar Perhitungan
Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:
1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.
2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan komponen struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.

Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
1. Kuat perlu
2. Kuat rancang

IV. Pekerjaan Kolom
Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan lantai kerja dan beton decking.
Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan yang cukup sesuai gambar dan spesifikasi. Digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan memberikan selimut beton yang cukup.
2. Pekerjaan pembesian.
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile cap dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang penjangkaran dipasang 30 x diameter tulangan utama.
3. Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
4. Pekerjaan kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua tahap yaitu :
1. Sebelum pengecoran.
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :
• Posisi dan kondisi bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Posisi penempatan water stop
2. Pada saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
5. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.
6. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan kebutuhan pada beban bangunan.

B. BALOK
Balok untuk bangunan berlantai 2
Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya.
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.

• Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok

• Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm

• Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.

• Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.

• Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)

• Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi
• Di dalam : 2.0 cm
• Di luar : 2.5 cm
• Tidak kelihatan : 3.0 cm
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:

• Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.

• Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan serong/miring.
Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas).

Kolom untuk bangunan lantai 2
Yang perlu mendapatkan perhatian dalm menggambar penulangan kolom antara lain:
• Penyambungan kolom di atas balok atau sloof

• Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom

• Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar

• Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm



C. DINDING
1. Pengertian Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

Dinding yang digunakan untuk bangunan berlantai 2 atau lebih sebaiknya menggunakan dinding struktrural, di mana dinding tersebut menerima beban dari beban di atasnya. Mengapa di pilih dinding struktural, ini di karenakan dinding struktural membantu kolom untuk menerima beban yang besar dari bangunan berlantai 2 atau lebih, sehingga keamanan dan kenyaman dari bangunan tersebut terjaga. Namun untuk efisiensi biaya dan waktu, dinding non-struktural juga dapat di gunakan, namun biasanya maks. Hanya untuk bangunan berlantai 2. Jika lebih dari bangunan berlantai 2, maka kekuatan kolom harus di perbesar.

2. Bahan - Bahan Dinding

A. DINDING BATA

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)


B. DINDING BATAKO

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
1. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
3. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
5. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

C. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.


D. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.

E. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

F. DINDING BATU ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.